Arti Pendidikan


Beberapa waktu lalu media dihebohkan dengan pelantikan ibu Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan, terkait dengan tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh. Spontan masyarakat membentuk dua kutub yang berhadapan, yang pro bahwa pendidikan formal itu mutlak penting, dan yang pro bahwa pendidikan formal bukan hal penting bagi kesuksesan seseorang. Dua kubu ini berada dalam satu panggung yang sama, saling beragumen mencari pembenaran.

Sementara, kehidupan telah menyodorkan bukti yang melimpah begitu banyak orang sukses dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, dan banyak pula orang sukses tanpa latar pendidikan formal yang mendukung. Simpul persoalannya sederhana, frame yang telah mereka buat untuk arti pendidikan tidak mampu menjelaskan fakta-fakta tersebut. Frame yang satu dapat menjelaskan kenapa sergey Brin-Larry Page yang lulusan Doktor sukses membangun Google, tapi gagal menjelaskan kenapa Steve Jobs yang dropout sukses membangun Apple. Demikian sebaliknya.

Apa arti pendidikan bagi Anda?.
Percayalah ini adalah satu pertanyaan yang sangat layak untuk Anda diselami. Karena bagaimanapun jawaban Anda, akan memberi andil besar dalam menuntun arah kehidupan Anda.
Kira-kira lima belas tahun lalu, diawal saya menjalani profesi dosen, saya sempatkan untuk merajut jawaban atas pertanyaan yang menggelayut dalam pikiran dosen pemula, apa sesungguhnya arti pendidikan?. Saya mulai memungut kata-kata, pemikiran dari para ahli pendidikan, motivator, pebisnis, juga penulis, yang berserakan dalam untaian kata-kata mereka dalam berbagai buku. Saat itu saya berhasil mengumpulkan lebih dari 20 ungkapan para “tokoh” terkait makna pendidikan. Dari kritik pedas atas sistem sekolah formal, sampai definisi harfiah pendidikan. Saya tidak puas dengan jawaban-jawaban yang ada.

Namun, akhirnya saya berhenti pada salah satu penjelasan yang bagi saya sangat memuaskan, dan relevan hingga sekarang, setidaknya dalam kehidupan saya pribadi. Penjelasan itu saya dapat dari seorang penulis hebat pada masanya, Napoleon Hill. Penulis awal (terbit pertama tahun 1937) tentang kekuatan pikiran yang hingga saat ini buku tulisannya menjadi koleksi legendaris dan terjual paling banyak di dunia.

Napoleon Hill mengatakan :
“Orang yang berpendidikan adalah orang yang mengetahui tujuan hidupnya dan dia tahu bagaimana cara mencapainya, tanpa merugikan orang lain.”

Tuan Hill tidak menjelasakan tentang proses pendidikan, tapi menjelaskan tentang kriteria orang terdidik. Justru itulah kekuatan rangangkaian kalimat tuan Hill. Kalimat itu tidak saya tambah kurangi, dan tetap relevan untuk menjelaskan fakta kehidupan tadi. Bukan esensi apakah proses pendidikan formal atau tidak, namun apakah orang yang menjalaninya menjadi tahu tujuan hidupnya? tahu bagaimana cara mencapainya? dan (- butir ini tidak boleh dikurangi) dapat menjalani pencapaian itu tanpa melanggar hak-hak orang lain? . Jika Ya untuk tiga hal itu, maka dia pantas dikategorikan sebagai orang terdidik, dan proses pendidikan seperti itu perlu kita teladani. Kehidupan akan memberikan imbalan yang layak atas pelaksanaan pendidikan seperti itu. kerangka pikir ini juga dapat menjelaskan kenapa Steve Jobs dan Sergey Brin-Larry Page sama-sama sukses.

Jika kita gamang dalam apa yang ingin kita capai dalam kehidupan ini, maka itu adalah sinyal bahwa kita masih membutuhkan pendidikan. pilihan proses pendidikan yang sedemikian luas memang tidak perlu diframe, dibatasi. Carikah pendidikan yang memuaskan jawaban atas pertanyaan pertama Anda, lanjutkan pertanyaan kedua dan ketiga. Jika Anda yakin itu sebagaian dapat Anda peroleh di sekolah formal, hak Anda untuk mengambil langkah itu. Namun jika Anda merasa cukup dan pendidikan diluar formal lebih Anda butuhkan, yakini saja dan jalankan.

Kita sama sekali tidak perlu mendiskritkan pendidikan formal. Sumbangan besar pendidikan formal dalam menstrukturisasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan sangat jelas dan tidak bisa dihilangkan dalam kebutuhan masyarakat dunia saat ini.

Memetik definisi ini diawal karir saya sebagai dosen, serasa memberikan bottom line tugas utama saya, yakni membantu mahasiswa menjadi pembelajar yang mandiri.

Apakah Anda setuju dengan arti tersebut, itu sepenuhnya pilihan Anda.


Leave a Reply